Ilmu Dibarengi Ketakwaan Akan Bermanfaat
By Abdi Satria
nusakini.com-Semarang – Berita bohong atau hoaks, fitnah dan ujaran kebencian yang kini semakin marak beredar di tengah masyarakat, membuat banyak pihak prihatin. Para ulama berpendapat, tanpa keimanan dan nasionalisme yang kuat, masyarakat akan mudah diadu domba, sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa.
“Saat ini merupakan zaman fitnah, di mana zaman tersebut membuat orang-orang berpaling dari agamanya. Berpaling dari kemaslahatan orang lain demi kemaslahatan diri sendiri,” terang Maulana Syaikh Dr Yusri Rusydi Jabr al-Hasani saat Pengajian Umum dan Khataman Al-Hikam dan Al-Athoiyyah di Azzawiyah Al Yusriyyah Ganging Timur IV RT 03/04 Bangetayu Wetan, Genuk, Kamis (25/4).
Di tengah maraknya fitnah dan ujaran kebencian itu, ulama besar dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu mengajak umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meski beribadah di tengah kondisi seperti saat ini tidaklah mudah dilakukan dengan segala tantangan yang ada.
“Kita harus konsisten beribadah pada zaman yang penuh fitnah ini. Nabi Muhammad SAW mengatakan, beribadah di zaman fitnah ini pahalanya seperti hijrah ke Madinah dari segi pahala. Ibadah kita di zaman fitnah ini bisa jadi pahalanya lebih besar daripada ibadah yang dilakukan para sahabat nabi karena mereka ketika beribadah menemukan saudara yang sehati. Tetapi kita sekarang ini beribadah itu seperti orang yang memegang bara api, sehingga pahalanya pun akan lebih besar, wallahu a’lam,” ujarnya.
Syaikh Yusri yang merupakan guru Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) ini menambahkan, beribadah kepada Allah SWT harus memenuhi tiga syarat, yaitu mengenal Allah SWT sebagai Sang Pencipta, Rasulullah, dan diri kita sendiri. Artinya, memahami bahwa Allah SWT adalah Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, meneladani Rasulullah dengan cara memahami isi Alquran dan sunah-sunah, dan menyadari bahwa manusia adalah hamba yang tidak sempurna.
“Hal yang membantu kita untuk istikamah beribadah kepada Allah SWT adalah kita mengikuti orang-orang yang mengenal Rasulullah. Mereka adalah orang-orang saleh, orang-orang yang memiliki kasih sayang terhadap umat Nabi Muhammad SAW, dan menghendaki kebaikan bagi seluruh hamba Allah SWT, maka ikutilah jejaknya,” lanjutnya.
Syaikh Yusri menambahkan, salat berjamaah merupakan salah satu ibadah yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah pun telah memberikan contoh bahwa beliau biasa melakukan salat berjamaah dan berkumpul dengan umat Islam di sekelilingnya.
“Allah SWT itu cinta kepada jamaah. Senantiasa laksanakan salat jamaah di masjid karena salat jamaah di masjid membawa keberkahan dan merupakan ibadah yang paling diharapkan diterimanya oleh Allah SWT. Bisa jadi kita salat jamaah di samping orang saleh, sehingga doa orang saleh itu dan kita yang ada di sampingnya bisa diterima,” bebernya.
Senada dengan sang guru, Wakil Gubernur Gus Yasin menjelaskan, di tengah maraknya hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian, umat Islam perlu meningkatkan ketakwaan mereka agar tidak mudah diadu domba dan tercerai-berai. Upaya untuk meningkatkan ketakwaan tersebut dilakukan dengan melakukan anjuran-anjuran para ulama, yaitu senantiasa meneladani Rasulullah.
“Kalau kita benar-benar ingin kembali kepada Allah SWT, maka kita harus mendekatkan diri kepada kekasih kekasih-kekasih Allah. Kalau kita benar-benar cinta kepada ulama melalui pewaris-pewaris Rasulullah, kita akan mencintai Nabi Muhammad SAW. ketika kita sudah mencintai Nabi Muhammad SAW kita pasti akan mencintai Allah SWT,” ujarnya.
Gus Yasin menambahkan, ibadah lain yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan ilmu yang bermanfaat. Semakin berilmu seseorang, hendaknya dia semakin rendah hati dan meningkatkan ketakwaannya.
“Marilah ilmu yang kita dapat kita iringi dengan ketakwaan. Kalau ilmu itu dibarengi dengan ketakwaan, ilmu akan menjadi bermanfaat,” pungkasnya.(p/ab)